Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Kamis, 11 Mei 2023

Siapa Itu Melkisedek?


Salah satu isu menarik yang muncul dalam mempelajari kitab Ibrani berkaitan dengan identitas seorang misterius yang dikenal sebagai Melkisedek.

"Beberapa orang menyatakan bahwa 'Melkisedek' yang misterius, yang ditemui Abraham ketika kembali dari penyelamatan Lot, adalah manifestasi fisik dari Kristus yang telah berinkarnasi. Maukah Anda mengomentari hal ini?"

Memang benar bahwa ada banyak penampakan pra-inkarnasi (yaitu, "sebelum menjadi manusia") dari Tuhan Yesus selama masa Perjanjian Lama. (Lihat: Pelajaran Singkat tentang Malaikat Tuhan).

Namun, Melkisedek bukanlah salah satu dari mereka, meskipun beberapa orang, misalnya Ambrose dari Milan (340-397 M), dan beberapa penafsir modern, berpendapat demikian. Tetapi perbedaan antara individu-individu ini terlihat jelas dari berbagai ungkapan Alkitab yang membandingkan mereka.

Kristus: Seorang Imam Menurut Peraturan Melkisedek

Kristus adalah seorang Imam Allah menurut "peraturan Melkisedek" (Mazmur 110:4; Ibrani 5:6, 10; 6:20; 7:11, 17).

Kata "peraturan" (taksi) menandakan sebuah "pengaturan". Dalam hubungan ini, kata ini berarti "susunan yang serupa," yaitu, sifat, atau "seperti Melkisedek" (Danker, 2000, hal. 989).

Maknanya adalah: dalam beberapa hal, keimaman Yesus sebagai raja akan serupa dengan keimaman Melkisedek. Perhatikan rujukan kepada Mazmur 110:4 di atas, dan amati bahwa Kristus menerapkan Mazmur ini kepada diri-Nya sendiri dalam Matius 22:43-45.

Melkisedek: Dijadikan Sama Dengan Anak Allah

Demikian pula, ketika penulis Ibrani mencatat bahwa Melkisedek dijadikan "sama dengan Anak Allah" (Ibrani 7:3), ia membuat perbedaan yang jelas di antara keduanya. Perhatikan juga istilah "menurut cara" dalam Ibrani 7:15.

Keimaman Melkisedek yang agung dipersiapkan secara providensia untuk mendahului keimaman Kristus - sebuah contoh yang mengagumkan tentang persiapan Surga bagi kedatangan Mesias.

Namun, sekali lagi, perbandingan antara Melkisedek dan Kristus ini meniadakan identifikasi bahwa mereka adalah individu yang sama.

"Seorang Lain"

Dua kali penulis yang diilhami menggunakan kata "seorang lain" (heteros) untuk menunjukkan perbandingan antara imam Perjanjian Lama yang termasyhur dan Anak Allah (Ibrani 7:11, 15). Istilah "seorang lain" menunjukkan bahwa mereka tidak sama dalam hal identitas.

Melkisedek: Tipe Kristus

Melkisedek adalah "tipe" dari Kristus, yaitu ciri-ciri tertentu dari pelayanan ilahi-Nya (pemerintahannya sebagai Raja dan fungsinya sebagai Imam) adalah alat bantu visual Perjanjian Lama - sebuah pratinjau nubuat tentang berbagai aspek peran Yesus, tetapi kedua orang ini bukanlah orang yang sama.

Berikut ini adalah pertanyaan umum yang sering ditanyakan orang tentang Melkisedek.

"Apa yang dimaksud oleh penulis Ibrani ketika dia mengatakan bahwa Melkisedek 'tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya' (Ibrani 7:3)?

Deskripsi yang agak membingungkan inilah yang membuat beberapa orang mengadopsi pandangan yang tidak biasa dengan mengacu pada imam-raja dalam Perjanjian Lama.

Tidak satu pun dari ungkapan-ungkapan dalam Ibrani 7:3 yang dapat diberi arti harfiah. Sebaliknya, istilah-istilah itu adalah istilah-istilah yang menggambarkan sifat keimaman Melkisedek, berbeda dengan keimaman Harun, seperti yang berlaku di bawah rezim Musa.

Pertimbangan yang cermat pada konteksnya sangat penting dalam menafsirkan ungkapan-ungkapan ini.

Bukan berarti Melkisedek "tanpa ayah dan tanpa ibu" secara harfiah, atau bahwa dia tidak memiliki latar belakang silsilah.

Tidak, kebenaran yang disampaikan adalah ini. Kalau keimaman Harun dihasilkan dari sebuah garis keturunan (yaitu keturunan Harun, saudara laki-laki Musa), keimaman Melkisedek dianugerahkan secara langsung oleh Allah.

Dan dengan cara inilah Tuhan Yesus ditetapkan sebagai Imam Besar kita. Ia tidak mewarisinya melalui garis keturunan secara jasmani (bdk. Ibrani 7:14).

Contoh dari Bahasa Kuno

Ada sebuah teks menarik dari salah satu surat Amarna (lebih dari 350 lempeng tanah liat dari arsip Kerajaan Mesir, sekitar tahun 1400-1360 SM) yang mengilustrasikan hal ini. Surat-surat ini dibuat oleh para juru tulis di Kanaan, Fenisia, dan Suriah bagian selatan.

Dalam salah satu surat ini (No. 286) terdapat klaim dari Abdu-Heba, raja Urusalim [Yerusalem], yang mengatakan:

Lihatlah, bukan ayahku dan bukan ibuku yang menempatkan aku di tempat ini, melainkan tangan raja yang perkasa yang membawa aku ke rumah ayahku!” (Pritchard, 1958, hlm. 269-270).

Ini tidak berarti bahwa Abdu-Heba adalah Melkisedek, hanya saja keadaan penganugerahan dalam kasus Abdu-Heba sangat mirip dengan bahasa yang digunakan untuk menyebut Melkisedek.

Melkisedek bukannya tidak memiliki orang tua secara fisik. Kenyataannya, ia tidak berhutang posisinya kepada mereka. Hal yang sama juga berlaku dalam kaitannya dengan Kristus. Bukan garis keturunan Ibrani yang membawanya ke dalam keimaman. Itu terjadi melalui penunjukan langsung dari Yahweh.

Harinya Tidak Berawal dan Hidupnya Tidak Berkesudahan

Ungkapan, "harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan," juga tidak bisa diartikan secara harfiah. Tentunya tidak ada yang membantah bahwa Melkisedek pernah hidup di suatu tempat di bumi ini! Inilah kenyataan dari situasi tersebut.

Menurut catatan Alkitab, imam-imam Lewi melayani di Kemah Suci sejak mereka berusia dua puluh lima tahun, sampai mereka berusia lima puluh tahun (Bilangan 8:24-25), tetapi tidak ada batasan seperti itu yang dinyatakan dalam catatan Kitab Suci mengenai Melkisedek.

Sejauh yang diungkapkan oleh narasi Kitab Kejadian, tidak ada awal maupun akhir dari pelayanannya. Dan, seperti yang diamati oleh F.F. Bruce, dalam hal ini "keheningan Kitab Suci adalah karena ilham ilahi seperti halnya pernyataan-pernyataannya" (1990, hlm. 160).

Dalam kasus Kristus, "Imam Besar" kita (sebutan ini digunakan sebanyak tujuh belas kali dalam surat Ibrani), Tuhan akan melayani dalam kapasitas ini di sepanjang masa pemerintahan-Nya, sampai memudar ke dalam pemerintahan yang kekal (bdk. Why. 5:13b).

Dan dampak dari keimaman surgawi Yesus tidak akan pernah berakhir! Semua orang yang telah ditebus di bumi akan memuji Dia selama-lamanya.


Referensi:
Bruce, F. F. 1990. The Epistle to the Hebrews — Revised. Grand Rapids, MI: Eerdmans.
Danker, F. W. et al. 2000. Greek-English Lexicon of the New Testament. Chicago, IL: University of Chicago.
Pritchard, James B. ed. 1958. The Ancient Near East. Vol. 1. Princeton: University Press.

Sumber: https://christiancourier.com/articles/questions-about-melchizedek (penulis: Wayne Jackson, alih bahasa: Harun Tamale).

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel