Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Jumat, 09 Juni 2023

Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Lama

Nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama ini diuraikan dalam bentuk garis besar lengkap dengan nama Ibraninya:

  • Allah (Ibrani El, Elah, atau Elohim)
    1. Nama yang menunjukkan "kekuatan" atau "kuasa".
    2. Nama ini khususnya menekankan kuasa Allah dalam tindakan penciptaan - Kejadian
    3. Dalam bentuk jamak Elohim, trinitas tersembunyi di dalamnya - Bdg. Kejadian 1:26; Yohanes 1:1.
  • Tuhan (Ibrani Adon atau Adonai)
    1. Nama ini berarti "tuan" atau "penguasa".
    2. Penekanannya adalah otoritas Tuhan; bentuk jamak Adonai hanya digunakan oleh Allah dalam  Perjanjian Lama.
    3. Nama ini menekankan ketaatan yang merupakan utang manusia kepada Tuannya - Maleakhi 1:6; bdg. Ibrani 5:8, 9.
  • Allah Yang Mahaperkasa (El Shaddai)
    1. El artinya "kuat" dan shaddai mungkin berasal dari kata benda shad, "dada," yang bermakna "untuk memelihara." Nama ini mengandung arti "dia yang perkasa untuk memelihara, untuk memmuaskan umat-Nya" - Bdg. Kejadian 49:24, 25; Yesaya 60:15, 16; 66:10-13.
    2. Allah Maha Perkasa berkuasa untuk memenuhi segala kebutuhan umat-Nya dengan melimpah - Filipi 4:19.
  • Allah Yang Mahatinggi (El Elyon)
    1. Nama ini dinyatakan dalam Kejadian 14:17-24, "Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi".
    2. Ini adalah nama Allah yang umum di antara bangsa-bangsa pagan - Bdg. Ulangan 32:8; Daniel 4:17; Yesaya 14:13.
  • Allah Yang Kekal (El Olam)
    1. Kekal adalah natur (sifat) Allah - Mazmur 90:2.
    2. Dia adalah Allah segala hal yang kekal - Kejadian 21:33; Bdg. Efesus 1:9, 10; 3:3-6.
  • TUHAN (Yahweh)
    1. Yehova atau TUHAN berasal dari kata Ibrani havah yang berarti "ada". Kata ini menunjukkan Allah ada dengan sendirinya. Nama Allah yang paling sering digunakan dalam Perjanjian Lama - 6,823 kali. Bdg. Kejadian 2:4; Keluaran 3:14, 15; 6:2, 3.
    2. Yehova adalah nama "perjanjian"; Sebutan penebusan dari Allah Israel. Yehiova adalah Allah kasih, dinyatakan, yang menyelamatkan orang-orang yang menanggapi kehendak kudus-Nya.
  • TUHAN Allah (Yahweh Elohim)
    1. Menunjukkan hubungan Allah dengan manusia sebagai: Pencipta - Kejadian 2:7-15; Tuan - Kejadian 2:16, 17; Penguasa - Kejadian 2:18-24; Penebus - Kejadian 3:8-15.
    2. Hubungan Yehova dengan Israel - Kejadian 24:7; Keluaran 3:15, 18; Ulangan 12:1.
  • Tuhan Semesta Alam (Yahweh Sabaoth)
    1. Digunakan dengan tujuan khusus untuk perang atau pelayanan.
    2. Mengindikasikan penampilan kuasa dan kemuliaan Allah - Mazmur 24:10; 46:7, 11.
    3. "Semesta alam" bisa berarti para malikat atau segala kuasa surgawi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan umat Tuhan.
Selain dari nama-nama Allah yang disebutkan di atas, menarik untuk mencatat bahwa ada delapan nama gabungan "Yehova" dengan ungkapan lainnya. Bentuk nama ini berisi beberapa ide yang kaya.

1. Jehovah-jireh (Kejadian 22:13, 14) artinya "Allah yang menyediakan atau mencukupi." Seperti halnya Tuhan menyediakan seekor domba jantan bagi Abraham untuk dipersembahkan menggantikan Ishak, demikian Dia menyediakan Putra-Nya untuk mati ganti kita. Selain itu, Dia telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh (Bdg. Roma 8:32; 2 Petrus 1:3). 

2. Jehovah-rophe (Keluaran 15:26) menunjukkan "Allah yang menyembuhkan atau memulihkan." Ketika orang Israel berjalan di padang belantara dan tiba di Mara, mereka menemukan air pahit yang tidak bisa mereka minum (Keluaran 15:23). Dengan tanda ajaib Allah "menyehatkan" air pahit itu menjadi manis.  Demikian juga, dengan mengaruniakan Putra-Nya, Allah telah menyediakan kesembuhan rohani bagi segala bangsa melalui rencana keselamatan-Nya. 

3. Jehovah-nissi (Keluaran 17:8-15) yang berarti "Allah adalah panji kita." Dalam perjalanan mereka di padang belantara, orang Israel diserang oleh orang Amalek yang agresif, keturunan Esau. Meskipun orang Ibrani tidak berpengalaman dan tidak memiliki kekuatan militer lengkap, Tuhan memberikan kepada mereka kemenangan besar atas musuh-musuh mereka. Dialah panji kemenangan mereka! Melalui Kristus, kita lebih dari pada orang-orang yang menang atas semua penentang (Roma 8:37; Wahyu 12:11).

4. Jehovah-m'kaddesh (Imamat 20:8) yang berarti "Allah yang menguduskan." Kitab Imamat berkaitan dengan penyucian bangsa tebusan Allah. Istilah "menguduskan," dalam beragam bentuk asalnya, muncul 700 kali dalam Perjanjian Lama. Orang-orang yang ingin memiliki persekutuan erat dengan Allah yang kudus, harus dikuduskan - dipisahkan sebagai orang-orang kudus. Ketetapan-ketetapan tertentu dalam Perjanjian Lama dirancang untuk melaksanakan pengudusan, dengan melihat ke depan, tentu saja berkaitan dengan kedatangan Kristus dan pengudusan itu efektif satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan darah-Nya (Ibrani 10:10;  bdg. Efesus 5:26).

5. Jehovah-shalom (Hakim-hakim 6:24) menegaskan bahwa "Allah damai sejahtera kita." Ketika bani Israel melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, Dia menyerahkan mereka ke tanah musuh-musuh mereka dan mereka ditindas dengan berat (Bdg. 6:1dst). Pada zaman kegelapan ini, Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada Gideon dan menjanjikan kelepasan kepadanya. Dalam menantikan pengharapan itu, Dia mendirikan sebuah mezbah dan menamainya "Allah damai sejahtera" (Hakim-hakim 6:24). Sekarang ini, dalam pengertian yang lebih tinggi, Allah adalah damai sejahtera kita. Melalui Kristus, yang memberikan damai sejahtera dengan korban darah-Nya di kayu salib (Kolose 1:20), kita dapat memiliki hubungan yang harmonis dengan Pencipta kita (Bdg. Roma 5:1).

6. Jehovah-rohi (Mazmur 23:1) adalah ungkapan yang indah, TUHAN adalah Gembalaku." Allah adalah Gembala yang baik, yang menopang dan melindungi umat-Nya. Jadi, Kristus adalah Gembala kita yang baik yang akan menuntun kita pulang ke rumah dengan selamat (Bdg. Yohanes 10).

7. Jehovah-tsidkenu (Yeremia 23:6) artinya "Tuhan keadilan atau kebenaran kita." Sebagai makhluk ciptaan yang jatuh, kita tidak dapat berdiri di hadapan Allah dan menuntut pembenaran yang pantas. Maka perlu bagi Allah mengutus Putra-Nya, yang berkuasa melakukan bagi kita apa yang tidak dapat kita selesaikan sendiri. Dalam melihat hal ini, Yeremia menubuatkan tentang "Tunas adil" yang akan dibangkitkan dari keturunan Daud. Dia akan "memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri" (23:5). Tentu saja ini adalah Yesus Kristus. Ketika kita, dalam mencintai ketaatan, menanggapi kehendak Surga, berdasarkan pada apa yang dilakukan di Kalvari, maka Allah menerima kita sebagai orang benar; Dia mengampuni dosa-dosa kita (Bdg. Roma 3:21dst).

8. Jehovah-shammah (Yehezkiel 48:35) berarti "TUHAN Hadir di Situ." Empat belas tahun setelah penaklukan Yerusalem (tahun 586 SM), nabi Yehezkiel, seorang tawanan di Babilonia, melihat suatu penglihatan restorasi dan kemuliaan kerajaan Allah. Hal itu dinyatakan dalam gambaran pembangunan kembali bait Allah (Bdg. Yehezkiel 40-48). Nama kota bait Allah yang menakjubkan itu disebut oleh sang nabi, "TUHAN Hadir di Situ," di akhir narasinya. Penglihatan ini, tentunya, digenapi dalam berdirinya gereja di zaman Perjanjian Baru, juga secara kiasan disebut bait Allah (1 Korintus 3:16; 2 Korintus 6:16). Jadi, ini (gereja) adalah tempat di mana Tuhan ditemukan sekarang ini. Seseorang yang ingin memiliki persekutuan dengan Penciptanya akan mencarinya di dalam keluarga Allah, gereja Kristus (1 Timotius 3:15). (Wayne Jackson, A Study Guide To Greater Bible Knowledge, hal. 139-142. Alih bahasa: Harun Tamale).

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel