Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Jumat, 09 Juni 2023

Bagiku Hidup adalah Kristus dan Mati adalah Keuntungan

Pendahuluan

Akan sangat berguna bagi tema ini jika ada pendahuluan yang rinci dari Kitab Filipi. Namun oleh keterbatasan ruangan yang tidak memungkinkan untuk melakukannya maka saya merekomendasikan kepada para pembaca untuk mempelajari pendahuluan kepada Kitab Filipi.

“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Filipi 1:21-24).

Tetapi paling tidak dapat dicatat bahwa Paulus mengalami penderitaan yang buruk pada waktu dia di Filipi (lihat Kisah Rasul 16:23-24). Sesungguhnya surat ini adalah sebuah pesan kasih yang indah kepada warga kota tempat Paulus telah banyak mengalami penderitaan.

Jemaat di Filipi nampaknya memiliki awal yang kurang menguntungkan (paling tidak menurut ukuran sebagian orang). Lidia, kepala penjara, dan sebagian lagi, tidak diragukan, bertobat di sini. Namun Paulus tidak patah semangat. Dia tahu bahwa apa yang dituntut oleh Allah dari umat-Nya bukanlah jumlah anggota yang besar, kekayaan, popularitas, dan hal-hal yang semacamnya, namun Dia menuntut agar umat-Nya “setia sampai mati” (Wahyu 2:10; Lukas 14:26; 9:23). Paulus memuji jemaat di Filipi dengan pujian yang tinggi (4:15-19).

Sekarang mengenai teks yang menjadi tema kita kali ini Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Filipi 1:21-24).

Dalam artikel ini, saya akan mempersembahkan semacam survey, paling tidak bagian-bagian utama yang akan dibahas dalam edisi ini. Sebenarnya akan lebih baik jika para pembaca mempelajari keseluruhan Kitab Filipi, khususnya 1:15-26.

Pengantar Kepada Beberapa Hal
  1. Kita semua akan menghadapi kematian. Sementara kita hidup, tak seorang pun di antara kita yang mengetahui kapan waktu kematiannya akan tiba. Manusia telah ditetapkan untuk mati satu kali saja (Ibrani 9:27; 1 Korintus 15:51-55; 1 Tesalonika 4:13-18). Sehubungan dengan ketidakpastian waktu kematian, Yakobus memberikan peringatan yang serius (Yakobus 4:13-17).
  2. Tetapi, hingga kematian tiba, kita semua menghadapi kehidupan dengan segala macam kemungkinannya. Tidak diragukan lagi bahwa bagian yang paling penting dari kehidupan adalah jawaban yang benar atas pertanyaan berikut ini: Apakah hidup itu bagi saya? Pertanyaan ini mungkin dapat dimengerti dengan memikirkan analogi kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang akan terjun dari papan loncat ke kolam renang, di mana seseorang itu akan jatuh ke dalam air tergantung dari lokasi papan loncat berada. Masing-masing kita memiliki papan loncat yang darinya kita menceburkan diri ke dalam beragam situasi (dan keputusan harus dibuat sesuai dengan situasi tersebut) yang harus dihadapi oleh setiap individu.
Jika yang paling penting dalam hidup seseorang adalah kekayaan materi (uang dengan segala hal yang dapat dibeli dengan uang), maka seseorang akan “menceburkan diri ke dalam”, proses mengambil keputusan dari “papan loncat” untuk mendapatkan keuntungan materi. Jika minat utama kehidupan seseorang adalah nafsu (dengan segala aktifitasnya), maka dia akan “menerjunkan diri ke dalam” proses mengambil keputusan dengan sasaran untuk menempatkan diri ke dalam situasi terlibat dalam kegiatan hawa nafsu. Begitu juga dengan ketenaran, kekuasaan dan sebagainya.

I. Paulus menghadapi sebuah dilema.
  1. Bagi Paulus sangatlah manis untuk terus hidup. Tidak diragukan bahwa bagi orang Kristen yang setia, hidup adalah Kristus. Jika seseorang itu benar-benar mengasihi Allah dan Kristus, maka “papan loncat” dari mana dia akan menerjunkan diri ke dalam keputusan yang akan dia ambil pastilah firman Allah (1 Yohanes 5:3; Yohanes 14:15). Betapa indahnya bagi seseorang yang hari demi hari dapat hidup dalam kepatuhan kepada firman Allah. Yesus menjelaskan bahwa mereka yang hidup harmonis dengan firman Allah akan bahagia, bahkan dalam menghadapi kesulitan sekalipun (Matius 5:1-13).
  2. Lebih jauh Paulus berkata “mati adalah keuntungan.”  Akhir dari (sasaran) hidup setiap orang Kristen adalah dimuliakan bersama Kristus. Peraturan hidupnya adalah firman Allah, dan dia mengakui pentingnya peran kasih karunia, iman, dan ketaatan. Sebab bagi orang yang hidupnya adalah “Kristus,” jelas mati adalah keuntungan. Keuntungannya besar sekali, yaitu keuntungan yang kekal.
II. Mengapa kehidupan sekarang ini begitu hebat? Marilah kita perhatikan sejumlah alasan mengapa hidup saat ini dapat menjadi hebat (suatu keuntungan besar).
  1. Hidup ini hebat sebab bahkan kesulitan pun dapat menjadi suatu berkat besar.
    • Penyakit dan kelemahan tubuh jasmani dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Allah – kalau dia berpegang kepada firman Allah, menjadi lebih dekat kepada Allah dapat menghasilkan keuntungan yang nyata dan penting.
    • Jika seseorang mencintai kekayaannya, itu dapat (jika dia bertindak dalam jalan yang salah) menyebabkan dia kehilangan iman. Tetapi hal ini tidak seharusnya terjadi. Seseorang harus percaya kepada  Allah dengan segenap hatinya, dalam setiap keadaan apapun (Amsal 3:5-6). Bahkan turun sampai ke level kemiskinan, itu dapat membuat seseorang semakin bergantung kepada Allah dan ini membuat seseorang lebih dekat kepada Allah (Mazmur 119:67, 71).
    • Bahkan kehilangan orang yang paling dikasihi dapat membuat dia lebih dekat kepada Allah dan ini akan sungguh-sungguh menjadi “hidup adalah Kristus” baginya.
  2. Hidup di dunia ini hebat sebab banyak sekali berkat-berkat yang positif. Sukacita dari keluarga Kristen, para sahabat, saudara-saudara dalam Kristus, dan bahkan penderitaan bagi Kristus.
  3. Seseorang haruslah dapat mengatakan bahwa Kristus adalah jubah hidupnya (Galatia 3:26-27). Ini artinya bahwa dia telah “mengenakan” Kristus, secara kiasan sama dengan cara seseorang mengenakan jubah. Dan ini harus menjadi suatu proses yang terus-menerus (Roma 13:14). Banyak lagi hal lain yang termasuk di dalamnya agar seseorang itu benar-benar dapat mengatakan “bagiku hidup itu adalah Kristus” di antaranya adalah aktifitas (1 Korintus 15:58), kekuatan (Filipi 4:13), keberanian (Yohanes 16:33), dan lain-lain yang akan didiskusikan dalam artikel ini.
III. Dua kemungkinan nasib dikontraskan. Hanya ada dua kemungkinan nasib akhir; kebinasaan yang kekal atau kehidupan yang kekal.
  1. Jika orang yang mati itu jahat, maka kematiannya akan mengakibatkan kehilangan besar!
    • Itu artinya perpisahan kekal dari Allah (Matius 25:30-46).
    • Itu artinya kehilangan segala yang memberikan nilai dari keberadaan manusia (1 Tesalonika 1:7-9).
    • Itu artinya hukuman yang mengerikan (Markus 9:43-49; Matius 25:46; Wahyu 20:10-15; 14:9-11).
  2. Jika orang itu adalah orang benar (telah hidup dengan setia dan taat kepada firman-Nya) maka dia akan selamat, oleh kasih karunia Tuhan. Berkat-berkat berikut ini akan menjadi miliknya dalam kekekalan
    • Semua kesusahan akan berakhir (Wahyu 21:dst).
    • Dia akan bersama Allah, Kristus, Roh Kudus, para malaikat, dan semua orang tebusan dari segala zaman selama-lamanya (Wahyu 21, 22).
    • Dia akan terlibat dalam merealisasikan tujuan akhir Allah (kehendak Allah) bagi tiap-tiap orang, yaitu menjadi sempurna dan akan tinggal bersama Allah.
IV. Semua hal tersebut menempatkan Paulus dalam dilema.
  1. Dia ingin tinggal di dunia untuk “bertanding dalam pertandingan iman yang benar” (1 Timotius 6:12), untuk tinggal bersama dengan murid-murid yang setia dan berjuang bersama mereka untuk meneguhkan kebenaran dan melawan ajaran palsu (2 Timotius 4:6-8; 2:3).
  2. Namun dia menyadari bahwa untuk pergi (mati) dan bersama Kristus adalah jauh lebih baik.
    Jadi Paulus berada di antara dua kemungkinan. Sebenarnya pikirannya jauh di luar jangkauan Paulus. Tetapi dia berkata di dalam Filipi 1:25 bahwa dia tahu dia harus tinggal bersama mereka. Paulus bersedia menyerahkan hal tersebut kepada Allah. Nyatanya Paulus setidaknya tetap tinggal bersama dengan murid-murid yang setia dan berjuang bersama mereka untuk meneguhkan kebenaran dan melawan ajaran palsu (2 Timotius 4:6-8; 2:3).

Kesimpulan 

Semoga kita semua berjuang agar kita dapat mengatakan “bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan.” Semoga kita semua berjuang untuk hidup agar entah kita hidup di dunia ini atau pergi meninggalkan dunia ini, kita akan bersama-sama Kristus.

Keinginan Paulus adalah untuk mati, namun pilihannya adalah hidup sedikit lebih lama lagi di dunia ini agar dapat melayani sesama orang Kristen. Dua pilihannya sulit adalah dia dapat terus melayani Kristus di atas bumi atau tinggal bersama Kristus di surga.

Apapun yang terbaik bagi jemaat, kita dapat pastikan bahwa Allah akan menolong kita. (Thomas B. Warren)

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel