Tidak
seorang pun boleh mengabaikan dosa dan apa itu dosa karena dosa didefinisikan
dengan jelas dalam firman Allah.
Di
dalam 1 Yohanes 5:17 dosa disebut "kejahatan." Dosa adalah kebalikan
dari apa yang benar. Hanya Allah dalam kebijaksanaan dan karakter-Nya yang tak
terbatas yang dapat menentukan apa yang benar bagi manusia (Mazmur 119:172).
Allah telah menyatakan apa yang benar melalui pribadi Anak-Nya dan di dalam
Injil (1 Yohanes 3:7; Rom 1:16-17).
Menurut
1 Yohanes 3:4, “dosa adalah pelanggaran hukum.” Pelanggaran hukum adalah
kegagalan untuk menaati hukum. Allah yang Maha Bijaksana telah menetapkan hukum
yang terbaik bagi umat manusia (Yak. 1:25). Dosa adalah kegagalan untuk hidup
menurut hukum Ilahi itu.
Alkitab
menunjukkan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan dengan demikian
bertanggung jawab kepada Allah terkait dosa itu (Roma 3:23; 2 Kor. 5:10). Oleh
karena itu, kita perlu mengetahui sebanyak mungkin tentang dosa dan kekuatan
penghancurnya sehingga kita dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya
dengan kuasa Kristus. Maka dari itu, traktat ini akan menunjukkan tiga fakta
dosa.
Kuasa
Dosa
Dosa
memiliki kuasa untuk memikat, memesona dan menggoda. Ia menampilkan dirinya
sebagai pemenuhan semua keinginan daging dan berusaha untuk memenuhinya.
Tampaknya cukup menyenangkan untuk mengejar kenikmatan dosa (Ibr. 11:25). Tidak
seorang pun bebas dari godaannya (1 Kor. 10:13). Bahkan Yesus dicobai dalam
segala hal seperti kita (Ibr. 4:15). Semakin lama kita menyerah, semakin sulit
untuk menolaknya. Kebalikannya juga benar. Semakin giat kita menolaknya,
semakin mudah untuk menolaknya (Yak. 4:7-8).
Dosa
memiliki kuasa untuk menipu (Ibr. 3:13). Meskipun dosa menunjukkan kenikmatannya,
ia menyembunyikan rasa sakit dan malu di baliknya. Dosa menjanjikan lebih
banyak dan mengembalikan lebih sedikit daripada apa pun yang diketahui manusia.
Kita bisa tertipu olehnya seperti Hawa (2 Kor. 11:3). Setan memiliki jerat yang
olehnya ia membuat seseorang tertawan (2 Tim. 2:24-26). Namun, terlepas dari
kekuatannya untuk menipu dan memperdaya, banyak orang akan menyembunyikan dosa,
berusaha membenarkan diri di dalamnya, mencoba mengabaikannya dan bahkan
menyangkal bahwa dosa itu ada.
Dosa
memiliki kuasa untuk memperbudak. Orang berdosa menyerahkan dirinya kepada dosa
dan dengan demikian menjadi hamba dosa (Rm. 6:16). Ia terikat padanya (Gal.
4:3). Dosa menahan setiap dorongan mulia manusia, menuntun seseorang ke dalam
tawanan, melumpuhkan kehendak, merusak kasih sayang dan membutakan akal. Orang yang
diperbudak oleh dosa meninggalkan segala sesuatu yang indah dan berharga untuk
memenuhi hawa nafsunya.
Noda
Dosa
Semua
luka akan meninggalkan bekas. Penyakit meninggalkan bekasnya di tubuh manusia. Sungai,
api, atau badai semuanya meninggalkan bekas di bentangan daratan. Saat dosa
memasuki suatu kehidupan, ia akan meninggalkan tanda bekas yang tak terhapuskan
dalam kehidupan itu.
Dosa
meninggalkan noda pada reputasi seseorang. Orang sulit untuk melupakan bahwa
orang lain telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Bahkan ketika
seseorang bertobat dan meninggalkan dosa, ingatannya pada dosa tetap ada. Ini
seperti menancapkan paku ke dinding. Menancapkan paku ke dinding melambangkan
dosa. Mencabutnya menggambarkan pertobatan. Bahkan ketika paku-paku dicabut,
bekas lukanya, yang melambangkan akibat dosa, masih tetap ada.
Dosa
sering meninggalkan bekas di tubuh. Penyakit dan kematian hadir di dunia
sebagai akibat dari dosa manusia. Bahkan orang benar pun takluk pada kematian.
Selain kutukan maut, ada kelemahan yang merupakan akibat langsung dari dosa.
Penyakit menular seksual merajalela karena pergaulan bebas. Pemabuk atau
pecandu dapat menghentikan penyalahgunaannya tetapi akibatnya pada tubuh tetap
ada.
Akibat
terjauh karena dosa adalah bekas luka pada jiwa. Dosa adalah racun mental. Itu
menodai hati nurani kemudian membakarnya (1 Tim. 4:2). Setelah melakukan
kejahatan, menjadi semakin
sulit untuk memikirkan hal-hal yang baik karena kenangan akan perbuatan salah
kita, bahkan kehidupan yang salah tetap menghantui kita (lih. Maz 51:3; 1 Tim
1:15). Kemudian, jika dosa tidak dihapuskan oleh darah Kristus, dosa itu pasti menemui
kita pada hari penghakiman dan mengikuti kita ke dalam kekekalan— kutukan
kekal.
Kebobrokan
Dosa
Ini
adalah hutang yang ditimbulkan oleh dosa, catatan orang berdosa di surga (Roma
6:23). Semua orang bersalah karena dosa (Roma 3:23). Semua terkurung di bawah
dosa (Gal. 3:22). Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita membuat
Allah menjadi pendusta (1 Yoh 1:10).
Kita
bertanggung jawab atas dosa-dosa kita. Masing-masing akan memberikan
pertanggung-jawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah (Roma 14:12).
Masing-masing akan dihakimi berdasarkan apa yang telah dia perbuat, baik atau
jahat (2 Kor. 5:10). Allah akan membawa setiap perbuatan ke hadapan tahta
pengadilan-Nya, bahkan setiap hal yang tersembunyi sekalipun (Pengkh. 12:14).
Buruknya
kebobrokan dosa terlihat dari harga yang harus dibayar bagi manusia untuk
ditebus dari dosa: darah berharga Yesus Kristus (1 Pet. 1:18-19).
Kesimpulan
Melalui pengorbanan Kristus dan ketundukan kita kepada Injil, kuasa Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16), kita dibangkitkan dari segala kuasa, noda dan kebobrokan dosa. Kita dapat berkata kepada rasul Paulus, “kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37). (Penulis: Gene Taylor, Alih bahasa: Harun Tamale).