Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Senin, 08 Mei 2023

Tiga Fakta Dosa

Tidak seorang pun boleh mengabaikan dosa dan apa itu dosa karena dosa didefinisikan dengan jelas dalam firman Allah.

Di dalam 1 Yohanes 5:17 dosa disebut "kejahatan." Dosa adalah kebalikan dari apa yang benar. Hanya Allah dalam kebijaksanaan dan karakter-Nya yang tak terbatas yang dapat menentukan apa yang benar bagi manusia (Mazmur 119:172). Allah telah menyatakan apa yang benar melalui pribadi Anak-Nya dan di dalam Injil (1 Yohanes 3:7; Rom 1:16-17).

Menurut 1 Yohanes 3:4, “dosa adalah pelanggaran hukum.” Pelanggaran hukum adalah kegagalan untuk menaati hukum. Allah yang Maha Bijaksana telah menetapkan hukum yang terbaik bagi umat manusia (Yak. 1:25). Dosa adalah kegagalan untuk hidup menurut hukum Ilahi itu.

Alkitab menunjukkan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan dengan demikian bertanggung jawab kepada Allah terkait dosa itu (Roma 3:23; 2 Kor. 5:10). Oleh karena itu, kita perlu mengetahui sebanyak mungkin tentang dosa dan kekuatan penghancurnya sehingga kita dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya dengan kuasa Kristus. Maka dari itu, traktat ini akan menunjukkan tiga fakta dosa.


Kuasa Dosa

Dosa memiliki kuasa untuk memikat, memesona dan menggoda. Ia menampilkan dirinya sebagai pemenuhan semua keinginan daging dan berusaha untuk memenuhinya. Tampaknya cukup menyenangkan untuk mengejar kenikmatan dosa (Ibr. 11:25). Tidak seorang pun bebas dari godaannya (1 Kor. 10:13). Bahkan Yesus dicobai dalam segala hal seperti kita (Ibr. 4:15). Semakin lama kita menyerah, semakin sulit untuk menolaknya. Kebalikannya juga benar. Semakin giat kita menolaknya, semakin mudah untuk menolaknya (Yak. 4:7-8).

Dosa memiliki kuasa untuk menipu (Ibr. 3:13). Meskipun dosa menunjukkan kenikmatannya, ia menyembunyikan rasa sakit dan malu di baliknya. Dosa menjanjikan lebih banyak dan mengembalikan lebih sedikit daripada apa pun yang diketahui manusia. Kita bisa tertipu olehnya seperti Hawa (2 Kor. 11:3). Setan memiliki jerat yang olehnya ia membuat seseorang tertawan (2 Tim. 2:24-26). Namun, terlepas dari kekuatannya untuk menipu dan memperdaya, banyak orang akan menyembunyikan dosa, berusaha membenarkan diri di dalamnya, mencoba mengabaikannya dan bahkan menyangkal bahwa dosa itu ada.

Dosa memiliki kuasa untuk memperbudak. Orang berdosa menyerahkan dirinya kepada dosa dan dengan demikian menjadi hamba dosa (Rm. 6:16). Ia terikat padanya (Gal. 4:3). Dosa menahan setiap dorongan mulia manusia, menuntun seseorang ke dalam tawanan, melumpuhkan kehendak, merusak kasih sayang dan membutakan akal. Orang yang diperbudak oleh dosa meninggalkan segala sesuatu yang indah dan berharga untuk memenuhi hawa nafsunya.


Noda Dosa

Semua luka akan meninggalkan bekas. Penyakit meninggalkan bekasnya di tubuh manusia. Sungai, api, atau badai semuanya meninggalkan bekas di bentangan daratan. Saat dosa memasuki suatu kehidupan, ia akan meninggalkan tanda bekas yang tak terhapuskan dalam kehidupan itu.

Dosa meninggalkan noda pada reputasi seseorang. Orang sulit untuk melupakan bahwa orang lain telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Bahkan ketika seseorang bertobat dan meninggalkan dosa, ingatannya pada dosa tetap ada. Ini seperti menancapkan paku ke dinding. Menancapkan paku ke dinding melambangkan dosa. Mencabutnya menggambarkan pertobatan. Bahkan ketika paku-paku dicabut, bekas lukanya, yang melambangkan akibat dosa, masih tetap ada.

Dosa sering meninggalkan bekas di tubuh. Penyakit dan kematian hadir di dunia sebagai akibat dari dosa manusia. Bahkan orang benar pun takluk pada kematian. Selain kutukan maut, ada kelemahan yang merupakan akibat langsung dari dosa. Penyakit menular seksual merajalela karena pergaulan bebas. Pemabuk atau pecandu dapat menghentikan penyalahgunaannya tetapi akibatnya pada tubuh tetap ada.

Akibat terjauh karena dosa adalah bekas luka pada jiwa. Dosa adalah racun mental. Itu menodai hati nurani kemudian membakarnya (1 Tim. 4:2). Setelah melakukan kejahatan, menjadi semakin sulit untuk memikirkan hal-hal yang baik karena kenangan akan perbuatan salah kita, bahkan kehidupan yang salah tetap menghantui kita (lih. Maz 51:3; 1 Tim 1:15). Kemudian, jika dosa tidak dihapuskan oleh darah Kristus, dosa itu pasti menemui kita pada hari penghakiman dan mengikuti kita ke dalam kekekalan— kutukan kekal.

 

Kebobrokan Dosa

Ini adalah hutang yang ditimbulkan oleh dosa, catatan orang berdosa di surga (Roma 6:23). Semua orang bersalah karena dosa (Roma 3:23). Semua terkurung di bawah dosa (Gal. 3:22). Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita membuat Allah menjadi pendusta (1 Yoh 1:10).

Kita bertanggung jawab atas dosa-dosa kita. Masing-masing akan memberikan pertanggung-jawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah (Roma 14:12). Masing-masing akan dihakimi berdasarkan apa yang telah dia perbuat, baik atau jahat (2 Kor. 5:10). Allah akan membawa setiap perbuatan ke hadapan tahta pengadilan-Nya, bahkan setiap hal yang tersembunyi sekalipun (Pengkh. 12:14).

Buruknya kebobrokan dosa terlihat dari harga yang harus dibayar bagi manusia untuk ditebus dari dosa: darah berharga Yesus Kristus (1 Pet. 1:18-19).

Kesimpulan

Melalui pengorbanan Kristus dan ketundukan kita kepada Injil, kuasa Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16), kita dibangkitkan dari segala kuasa, noda dan kebobrokan dosa. Kita dapat berkata kepada rasul Paulus, “kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37). (Penulis: Gene Taylor, Alih bahasa: Harun Tamale).

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel