Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Selasa, 16 Mei 2023

Bagaimana Cara Belajar Alkitab?

Alkitab adalah buku yang sangat besar. Sebenarnya, Alkitab adalah perpustakaan dari 66 kitab yang berbeda. Ada 39 kitab dalam Perjanjian Lama dan 27 kitab dalam Perjanjian Baru. Kitab-kitab ini digabung bersama karena semuanya memiliki satu tema umum. Tema ini adalah rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya melalui Yesus Kristus. 39 kitab, Perjanjian Lama, memberi tahu kita bahwa "Kristus akan datang." 4 kitab pertama Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa “Kristus telah datang.” 23 kitab teakhir Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa “Kristus akan datang lagi.”

Untuk memahami Alkitab dengan benar, seseorang perlu menanyakan lima pertanyaan saat dia membaca:
  1. Siapa yang sedang berbicara?
  2. Kepada siapa dia bicara?
  3. Kapan dia berbicara?
  4. Apa bentuk bahasa yang digunakan orang yang berbicara?
  5. Bagaimana keadaan atau kondisi ketika dia berbicara?
Jika seseorang dapat menjawab lima pertanyaan ini dengan benar, itu akan membantunya untuk mengerti Firman Allah dengan jelas.

Siapa yang Sedang Berbicara?

Segala sesuatu dalam Alkitab ditulis oleh orang-orang yang diilhami oleh Allah. Namun, para penulis yang diilhami ini kadang-kadang mencatat melalui inspirasi perkataan orang jahat. Bahkan perkataan Setan ditemukan dalam Alkitab (Lihat Ayub 1:9-11; 2:4-5; Matius 4:3, 6, 9). Perkataan ini dicatat secara akurat, tetapi itu tidak disarankan untuk kita ikuti hari ini. Jika seseorang bertanya, "Siapa yang sedang berbicara?" itu akan membantunya untuk mengetahui apakah perkataan yang dia baca adalah perkataan yang harus dia patuhi atau tidak.

Kepada Siapa Dia Berbicara?

Dalam Kejadian 6:14, kita memiliki perintah Allah berikut ini: “Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir.” Apakah perlu bagi kita hari ini untuk membangun sebuah kapal dari kayu gofir untuk menyenangkan Allah? Tidak, Allah tidak menginginkan kita melakukan hal ini. Perintah ini diberikan kepada Nuh. Perlu baginya untuk mematuhinya supaya diselamat dari airbah yang Allah datangkan ke atas seluruh dunia. Tapi perintah ini tidak berlaku bagi kita hari ini. Jika kita menjawab dengan benar, “Kepada siapa dia berbicara?” kita akan melihat perintah ini dimaksudkan hanya kepada Nuh.

Kapan Penulis Alkitab Berbicara?

Apakah penulis membicarakan tentang orang-orang seperti Abraham dan Ishak yang hidup di Zaman Patriakh ketika Allah mengungkapkan kehendak-Nya langsung kepada para patriakh? Atau, apakah dia berbicara kepada orang Israel yang hidup di bawah Hukum yang Allah berikan kepada Musa di Gunung Sinai? Atau, apakah dia berbicara kepada orang-orang saat ini yang hidup di bawah Hukum Kristus, yaitu Perjanjian Baru?

Pada zaman Hukum Musa di mana Israel hidup di bawah hukum itu, kurban binatang, pemeliharaan sabat, hari-hari raya khusus, alat musik dan paduan suara dan imamat khusus semuanya adalah bagian dari ibadah yang diharuskan (Keluaran 20:8-11; Imamat 23; 1 Tawarikh 25; 2 Tawarikh 29:25; Mazmur 150). Tetapi Yesus telah menggenapi Taurat, Mazmur, dan Nabi-nabi [Perjanjian Lama] (Lukas 24:44). Dia telah meniadakannya (Kolose 2:14). Hari ini, semua manusia hidup di bawah Hukum Kristus, yaitu Perjanjian Baru (Ibrani 8:6-13). Jika kita bertanya, "Kapan dia berbicara?" itu akan membantu kita melihat bahwa hukum-hukum peribadatan Perjanjian Lama ini bukan untuk kita. Kita harus membukan Perjanjian Baru untuk menemukan bagaimana Allah menghendaki kita untuk menyembah Dia hari ini.

Apa Bentuk Bahasa yang Digunakan Penulis yang Diilhami?

Semua bahasa manusia memiliki dua bentuk perkataan: harfiah dan kiasan. Bahasa harfiah adalah jenis yang ditemukan dalam kitab-kitab sejarah Alkitab seperti Kejadian dan Keluaran, kitab Kisah Para Rasul, dll. Ini adalah fakta. Perkataan harfiah harus dipahami sebagai sesuatu yang memiliki arti yang sebenarnya. Dalam bahasa harfiah, jika seekor domba disebutkan, itu berarti hewan berkaki empat yang memiliki bulu wol.

Bahasa kiasan berbeda-beda. Kata-kata yang digunakan mewakili ide atau pikiran yang berbeda dari maksud yang sebenarnya. Misalnya: kambing domba atau domba yang dibicarakan, tetapi yang dimaksudkan bukan hewan. Domba digunakan untuk mewakili (menggambarkan) sesuatu yang lain yang memiliki beberapa kualitas kambing domba atau domba. Yesus adalah seorang manusia. Dia adalah Anak Allah. Tapi dalam bahasa kiasan di dalam Alkitab, Dia kadang-kadang disebut sebagai anak domba. Yohanes Pembaptis berbicara tentang Yesus: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Anak domba digunakan untuk korban penghapus dosa di bawah Hukum Musa. Yohanes tidak bermaksud bahwa Yesus adalah domba betulan. Tapi dia bermaksud bahwa Yesus akan menjadi persembahan untuk dosa-dosa kita.

Bagaimana Keadaan Atau Kondisi Ketika Kitab Itu Ditulis?

Jika kita tahu keadaan yang mengelilingi penulis pada saat dia menulis, itu akan membantu kita untuk memahami apa yang dikatakannya. Contoh: banyak orang memiliki kesulitan besar memahami kitab Wahyu. Tapi jika kita tahu keadaan ketika kitab ditulis, itu akan membantu kita untuk memahami pesan kitab itu. Penulis Wahyu adalah rasul Yohanes. Dia telah dipenjarakan oleh pemerintah Romawi di sebuah pulau berbatu yang disebut Patmos. Ini dilakukan karena dia adalah seorang Kristen. Pemerintah Romawi menganiaya gereja Kristus menjelang akhir abad pertama (sekitar 95 sampai 100 M). Hal-hal yang diwahyukan kepada Yohanes adalah “apa yang harus segera terjadi” (Wahyu 1:1). Kitab Wahyu dimaksudkan untuk mendorong orang-orang Kristen yang sedang dianiaya pada abad pertama (Wahyu 2:7, 11, 17, 26; 3:5, 12, 21). Kapanpun orang-orang Kristen dianiaya, mereka dapat memperoleh dorongan besar dari belajar kitab Wahyu. Alkitab adalah Buku yang diilhami Allah. Alkitab adalah wahyu-Nya kepada umat manusia. Tapi agar kita memahami Alkitab, kita harus belajar bagaimana cara mempelajarinya dengan benar. Kita harus “membagi dengan benar perkataan kebenaran” (2 Timotius 2:15). Jika kita mau menanyakan lima pertanyaan sederhana ini saat kita belajar, maka kita akan menemukan bahwa kita memang bisa mengerti Buku Allah! (Truth for The World - Alih bahasa: HT)

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel