Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Jumat, 26 Mei 2023

Apakah Masuk Akal Percaya Kepada Allah?

Kita hidup di dunia yang kurang percaya atau bahkan tidak percaya! Banyak yang telah menerima kebohongan Setan, bahwa iman kepada Allah sebagai Pencipta segala sesuatu tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Hal ini tidak benar! Keyakinan akan keberadaan Allah sebagai Pencipta sangat masuk akal dan selaras dengan fakta-fakta sains. Menolak untuk percaya bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu adalah sangat tidak masuk akal.

Iman kepada Allah sebagai Pencipta adalah masuk akal karena ciptaan membutuhkan pencipta. Jika seseorang melihat rumah yang indah dan dibangun dengan baik, dia tidak akan mengatakan, “Saya bertanya-tanya bagaimana rumah itu bisa ada.” Karena dia tahu bahwa dengan adanya rumah itu berarti ada seseorang yang membangunnya. Ini juga berlaku bagi dunia kita ini. Fakta bahwa alam semesta ini ada pasti ada yang membangunnya. "Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah” (Ibrani 3:4).

Iman kepada Allah sebagai Pencipta segala sesuatu adalah masuk akal karena hidup hanya bisa berasal dari yang hidup! Setiap orang mengerti bahwa yang mati tidak bisa menghasilkan apa yang hidup. Di Eropa selama Abad Pertengahan, orang-orang sangat kurang pengetahuan. Mereka percaya pada "generasi spontan," yaitu, benda mati itu dapat menghasilkan makhluk hidup. Louis Pasteur, seorang ilmuwan besar Prancis di Abad ke-19, membuktikan bahwa generasi spontan adalah palsu. Hanya yang hidup yang bisa menghasilkan kehidupan!

Mari kita menerapkan kepada dunia dan orang-orang yang hidup di dalamnya. Bagaimana semua itu bisa ada? Hanya ada dua kemungkinan. Baik dunia dan semua makhluk hidup di dalamnya berasal dari benda mati, yang tidak hidup, benda yang tidak punya pikiran, atau itu berasal dari pikiran, kecerdasan, yang hidup, yaitu Allah. Bagaimana menurut Anda?

Apakah sarang yang membuat burung supaya bersarang di dalamnya, atau apakah burung, makhluk hidup, yang membuat sarangnya? Apakah mobil yang membuat orang yang mengendarainya, atau apakah orang yang hidup dan cerdas yang membuat mobil? Ini benar-benar tidak masuk akal untuk percaya bahwa bumi yang dipenuhi tumbuhan hidup, hewan dan manusia, diciptakan oleh benda mati. Sebaliknya, sangat masuk akal untuk percaya bahwa Pribadi Mahatinggi dan cerdas, Allah, yang mewujudkan alam semesta dan beragam kehidupan indah yang ada di dalamnya.

Masuk akal juga untuk percaya kepada Allah sebagai Pencipta karena rencana dan tujuan di dalam alam semesta. Alam semesta beroperasi menurut hukum alam. Ilmuwan sedang sibuk menemukan hukum-hukum ini yang mereka gunakan untuk kepentingan manusia. Susunan dan rancangan hukum alam ini menunjuk kepada otak Utama yang merupakan asal muasal semuanya. Adalah tidak mungkin bahwa alam semesta kita yang teratur ini terjadi secara kebetulan. Misalnya, jarak bumi 93 juta mil (150.000.000 km) dari matahari. Jika bumi lebih dekat, maka bumi akan terbakar. Jika lebih jauh, bumi akan membeku. Apakah ini terjadi secara kebetulan saja? Atau, apakah Pikiran yang hidup, yaitu Allah yang merancang ini?

Apakah alam semesta yang kompleks yang beroperasi dengan cara yang teratur, menurut hukum yang pasti, terjadi secara kebetulan saja? Atau, apakah itu hasil karya Allah yang cerdas yang menciptakannya? Pasti lebih masuk akal untuk berasumsi bahwa daftar nomor telepon Sydney, Australia, kota yang berpenduduk lebih dari 4.000.000 orang, hanya terjadi secara kebetulan daripada berasumsi bahwa alam semesta yang teratur ini ada secara kebetulan!

Masuk akal untuk percaya bahwa "pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Hanya Allah yang Mahakuasa dan sangat cerdas yang telah menciptakan dunia yang indah, kompleks tempat kita hidup ini. Sesungguhnya, “orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah” (Mazmur 14:1).

Marilah kita merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta kita “yang telah menjadikan bumi dan segala isinya” (Kisah Para Rasul 17:24). Marilah kita mengaku bahwa “di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada” (Kisah Para Rasul 17:28). Menolak keberadaan Allah adalah kebodohan terbesar! (Truth For The World - HT)

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel