Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Senin, 15 Mei 2023

Apakah Baptisan Roh Kudus Masih Berlaku Saat Ini?


Sejak "baptisan Roh Kudus" dianugerahkan kepada keluarga Kornelius, beberapa orang bertanya-tanya mengapa pengalaman yang sama tidak dapat diterima pada saat ini. Artikel ini menjelaskan mengapa "baptisan Roh Kudus" merupakan sebuah pengalaman yang unik pada abad pertama.

"Jika Kornelius mengalami 'baptisan Roh Kudus', mengapa orang-orang tidak dapat menerima baptisan yang sama pada saat ini?"

Meskipun merupakan fakta bahwa Kornelius memang menerima baptisan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 10:45; 11:15-16), kunci untuk memahami mengapa baptisan Roh Kudus tidak lagi berlaku saat ini dapat ditemukan dengan mengetahui tujuan di balik peristiwa-peristiwa dalam Kisah Para Rasul 10.

Izinkan saya memulai dengan mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menyangkal bahwa Kornelius dan seisi rumahnya benar-benar menerima baptisan Roh Kudus, seperti yang diterima oleh beberapa orang [pada abad pertama]. Hal itu merupakan reaksi yang berlebihan terhadap klaim-klaim denominasi tertentu. Fakta-fakta yang ada terlalu jelas dalam kasus ini.

Untuk memahami tujuan dari peristiwa yang unik ini, beberapa prinsip latar belakang perlu dipertimbangkan.


Roh Kudus Dijanjikan kepada Semua Manusia

Berabad-abad sebelum kelahiran Yesus, nabi Yoel menubuatkan suatu masa ketika Roh Kudus akan dicurahkan ke atas "semua manusia."

Ungkapan "semua manusia" jelas tidak digunakan dalam arti yang tidak terbatas. Jika tidak, maka itu akan mencakup setiap manusia - atau bahkan hewan, karena mereka juga memiliki "daging".

Sebaliknya, frasa "semua manusia" hanya mewujudkan dua segmen utama umat manusia dari sudut pandang kuno (yaitu, orang Yahudi dan bukan Yahudi).


Penggenapan Nubuat Yoel tentang Semua Manusia

Pada hari Pentakosta, Petrus mengutip pernyataan nubuat Yoel (lihat Kisah Para Rasul 2:16 dst.). Dengan demikian, kita mendapatkan catatan yang diinspirasi untuk menginterpretasikan bahwa nubuat tersebut mulai digenapi pada hari itu juga.

Namun, karena hanya para rasul (yang semuanya adalah orang Yahudi) yang menerima pencurahan Roh Kudus pada saat itu, maka kita harus mencari pencurahan Roh Kudus yang lebih lanjut untuk menggenapi cakupan nubuat Yoel.

Pencurahan Roh Kudus: Suatu Jenis Baptisan

Pencurahan Roh Kudus ini secara metaforis disebut sebagai pembaptisan (lihat Mat. 3:11; Kis. 1:5; 11:16) karena hal ini melibatkan pencurahan kuasa ilahi yang sangat ajaib (Thayer, 94).


Penggenapan Nubuat Yoel Selesai

Demonstrasi terakhir dari "baptisan Roh Kudus" terjadi ketika Petrus dan saudara-saudaranya sesama Yahudi mengunjungi keluarga Kornelius di kota Kaisarea (Kisah Para Rasul 10). Roh Allah "dicurahkan" (Kis. 10:45) ke atas Kornelius, keluarganya, dan teman-teman dekatnya pada saat itu.

Kemudian, Petrus membela penerimaan orang-orang bukan Yahudi ke dalam gereja [yang berlatar belakang] Yahudi berdasarkan peristiwa ajaib ini.

Ia menghubungkan pengalaman di Kaisarea dengan peristiwa yang terjadi "pada mulanya" (yaitu pada hari Pentakosta). Lebih lanjut ia mengaitkan peristiwa itu dengan nubuat Yohanes tentang "baptisan" dalam Roh. Ia bahkan menyebutnya sebagai "karunia yang serupa" (Kisah Para Rasul 11:15-17).

Selain itu, bukti dari karunia Roh Kudus ditunjukkan dengan cara yang sama. Pada hari Pentakosta, para rasul diberi kuasa secara langsung oleh Kristus untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang belum pernah mereka pelajari sebelumnya. Begitu juga dengan orang-orang bukan Yahudi pada saat kejadian ini (Kisah Para Rasul 2:4 dst.; 10:46).


Apakah Tujuan dari Baptisan Roh Kudus?

Fakta bahwa para rasul menerima pencurahan Roh Kudus secara supranatural pada hari Pentakosta dan kenyataan lebih lanjut bahwa bangsa-bangsa lain juga diberikan pengalaman yang sama beberapa waktu kemudian, tidak berarti salah satu dari yang berikut ini:
- bahwa tujuan yang sama diperoleh dalam kedua kasus tersebut; atau,
- bahwa otoritas yang sama diberikan di dalam setiap kasus.

Kenyataannya, dalam setiap kasus ini, tujuan dan cakupan otoritas yang berbeda dimanifestasikan oleh penerimaan Roh Kudus yang luar biasa.


Mengapa Para Rasul Menerima Roh Kudus?

Tujuan para rasul menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta sangatlah unik. Latar belakang dari hal ini digambarkan dengan jelas dalam catatan Injil Yohanes. Tuhan berjanji kepada para rasul-Nya bahwa mereka akan menerima kuasa Roh yang tak tertandingi untuk membimbing mereka dalam mengajarkan Injil dengan cara yang sempurna.

Roh Kudus akan mengingatkan mereka akan hal-hal yang telah mereka pelajari dari Juruselamat (Yoh. 14:26). Ia akan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran dan memberitahukan kepada mereka hal-hal yang akan datang (Yoh. 16:13). Tuhan berjanji bahwa mereka akan dapat memberitakan pesan-Nya, tanpa dibatasi oleh kebutuhan akan persiapan pribadi. Sebaliknya, kebenaran Injil akan "diberikan" kepada mereka sesuai dengan kebutuhan mereka (Mat. 10:19-20; bdk. Luk. 21:14).

Para rasul tidak memiliki penerus saat ini. Pesan Injil diwujudkan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Dokumen-dokumen ini memiliki bobot yang sama dengan pesan-pesan yang diberitakan oleh murid-murid Kristus yang pertama (bdk. Mat. 19:28; 1 Kor. 13:8 dst.; Ef. 2:20).

[Catatan: Untuk diskusi tentang Matius 19:28, yang berkaitan dengan otoritas para rasul Kristus saat ini, lihat McGarvey, 170.]


Mengapa Kornelius Menerima Roh Kudus?

Baptisan Roh Kudus di rumah Kornelius berbeda dengan baptisan Roh Kudus yang diterima oleh para rasul, meskipun manifestasi berbicara dalam bahasa-bahasa asing adalah sama.

Tidak ada bukti bahwa Kornelius memiliki kuasa mengajar yang serupa dengan para rasul. Tentu saja, tidak ada indikasi bahwa perwira itu dapat menumpangkan tangannya ke atas orang lain dan memberikan karunia-karunia rohani kepada mereka seperti yang dapat dilakukan oleh para rasul (lihat Kisah Para Rasul 8:18; 19:6; 2 Timotius 1:6).

Tujuan Kornelius dikaruniai Roh Kudus adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa Allah siap untuk memberikan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi - yang mana hal ini menjadi masalah dalam pemikiran orang-orang Ibrani.

Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa Petrus pada awalnya menolak pemikian bahwa orang-orang bukan Yahudi dapat menjadi orang Kristen (Kis. 10:14 dst.), demikian juga orang-orang Yahudi di Yerusalem ketika mereka mengetahui hal ini (Kis. 11:2-3).

Demonstrasi ajaib dari Roh Kudus atas Kornelius dan seisi rumahnya membalikkan keadaan (bdk. Kis. 11:4 dst.; 15:7 dst.). Dampak dari dokumentasi ilahi tentang penerimaan orang bukan Yahudi ini masih bertahan hingga hari ini.

Oleh karena itu, tidak diperlukan pencurahan Roh Kudus secara supranatural, modern untuk mencapai tujuan yang sama.

Oleh karena itu, tidak ada kebutuhan pada saat ini untuk menerima baptisan Roh Kudus seperti yang diterima oleh para rasul Tuhan.


Kesimpulan

Mereka yang memperdebatkan baptisan Roh Kudus pada saat ini salah mengartikan rancangan dari pengalaman tersebut, seperti yang diberikan kepada para rasul mula-mula dan kemudian kepada orang-orang bukan Yahudi yang pertama kali diterima ke dalam gereja. Baptisan Roh Kudus tidak diperlukan untuk keselamatan seseorang pada saat ini, dan juga tidak menunjukkan hal itu. Itu adalah sebuah fenomena di abad pertama, yang unik untuk situasi saat itu.

Ketika Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Efesus (sekitar tahun 62 M), ia menegaskan bahwa hanya ada "satu baptisan" (Efesus 4:5). Jelas, ini adalah baptisan "air" - praktek yang akan terus berlanjut sampai akhir zaman (Mat. 28:19-20).

Oleh karena itu, sesungguhnya, baptisan Roh Kudus ditiadakan sebagai sebuah pencurahan modern.

Referensi:
McGarvey, J. W. 1875. Commentary on Matthew and Mark. Gospel Light: Delight, AR.
Thayer, J. H. 1896. Thayer’s Greek-English Lexicon of the New Testament—Coded to Strong’s Numbering System. Second Printing. Hendrickson: Peabody, MA.

Sumber: https://christiancourier.com/articles/is-holy-spirit-baptism-available-today (Wayne Jackson, HT).

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel