Menu Melayang

sabdainjil@gmail.com

Senin, 24 April 2023

Mengapa Allah Mengizinkan Penderitaan?


Ada pertanyaan yang setua air mata pertama dan yang terbaru dari panggilan 911. "Mengapa? Mengapa Allah mengizinkan penderitaan, kesedihan, sakit hati dan kematian, bahkan terjadi di tengah-tengah anak-anak-Nya sendiri?”

Pertanyaan itu diajukan oleh Ayub (Ayub 3:11-19). Itu telah ditanyakan oleh setiap orang yang telah berjalan di muka bumi yang percaya kepada Allah. Ini telah ditanyakan oleh mereka yang melihat seorang anak menderita di ICU (Unit Perawatan Intensif). Ini telah ditanyakan oleh anak-anak kecil saat mereka menguburkan orang tua mereka. Juga telah ditanyakan saat pemakaman orang yang meninggal setelah bertahun-tahun menderita.

Tujuan dari traktat ini bukan untuk menentukan asal mula atau penyebab penderitaan, tetapi untuk lebih memahami mengapa Allah mengizinkannya dan mengapa orang Kristen dapat bersukacita bahkan di tengah pencobaan.

Penderitaan Membuat Dunia Ini Menjadi Tidak Begitu Menarik

Alkitab menyatakan bahwa orang Kristen hanyalah "pengembara" dan "pendatang" di bumi (1 Petrus 2:11-12), yang menunjukan bahwa dunia ini benar-benar bukan rumah mereka (Ibrani 13:14). Tuhan telah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik bagi orang Kristen (2 Korintus 5:1-5).

Jika tidak ada penderitaan di dalam dunia, tidak ada yang ingin meninggalkan dunia sementara ini atau menginginkan rumah yang kekal dan, oleh karena itu, mempersiapkan diri untuk itu.

Kehidupan ini begitu teratur sehingga dunia segera kehilangan daya tariknya. Kebanyakan orang muda mungkin ingin hidup selamanya di bumi, tapi pada saat seseorang mencapai usia dewasa, dia mulai menginginkan sesuatu yang lebih baik.

Penderitaan Dapat Membuat Seseorang Mengeluarkan Hal Yang Terbaik

Mereka yang menderita penyakit sering melihat bahwa inilah masalahnya. Mereka melihatnya dari dukungan yang datang terus-menerus dari teman-teman, secara emosional, spiritual dan fisik dalam dukungan finansial.

Hal ini sering terjadi pada saat terjadi bencana alam—ketika seseorang kehilangan rumah dan harta bendanya karena badai, angin puting beliung, kebakaran, dll.

Ini mungkin salah satu alasan mengapa orang Kristen mula-mula bersukacita dalam pencobaan mereka—mereka mengerti bahwa kesengsaraan dapat mengembangkan karakter, bukan hanya karakter mereka sendiri tetapi juga karakter orang lain (Roma 5:3-4).

Penderitaan Memberikan Kesempatan untuk Membungkam Musuh Allah

Apakah Anda ingat kisah Ayub? Setan ingin membuktikan bahwa Allah salah tentang Ayub—bahwa dia melayani Tuhan hanya karena Tuhan memberkati dia (Ayub 1:9-11). Kesabaran dan ketekunan Ayub di bawah penderitaan membungkam Setan.

Demikian juga, Allah ingin agar orang Kristen membungkam "kepicikan orang-orang yang bodoh" (1 Petrus 2:15). Mereka adalah orang-orang yang mengolok-olok ajaran Kristus sebagai suatu kebodohan (1 Korintus 1:18) atau mereka yang mengatakan bahwa orang-orang menjadi Kristen hanya karena kebaikan yang dapat mereka peroleh dari menjadi Kristen.

Dengan sabar menanggung atau berbuat baik pada saat menderita, nilai menjadi seorang Kristen bersinar melalui iman yang dimiliki seseorang yang menopangnya ketika menderita dan dalam kasih yang ia tunjukkan kepada mereka yang menderita.

Penderitaan Membuat Seseorang Menghargai

Semua menerima begitu banyak hal baik dalam hidup ini sehingga mudah bagi seseorang untuk menerimanya begitu saja daripada menerimanya dengan rasa syukur kepada Allah. Penderitaan dapat membantu seseorang lebih menghargai kesehatan yang baik, teman-teman yang baik dan keluarga yang penuh kasih.

Sebuah contoh yang baik tentang bagaimana penderitaan dapat membuat seseorang lebih menghargai adalah yang dialami rasul Paulus ketika dia berada di penjara (Filipi 1:3-8). Meskipun dibelenggu, dia dipenuhi dengan sukacita ketika dia menulis kepada anggota gereja di kota Filipi.

Penderitaan Membantu Memurnikan

Penderitaan bisa seperti api yang memurnikan emas (1 Petrus 1:6-7; Ayub 23:10-12). Kedewasaan dapat dikembangkan melalui pencobaan (Yakobus 1:2-5).

Penderitaan Membuat Seseorang Bersimpati

Rasul Paulus menulis tentang nilai penderitaan terkait bagaimana penderitaan dapat membantu seseorang untuk lebih mampu menghibur orang lain dalam penderitaan mereka (2 Korintus 1:3-4). Seseorang mungkin berpikir dia bisa bersimpati dengan seseorang tetapi hingga dia "berada disana" secara pribadi, tidak ada pengertian yang benar tentang luka mereka. Pengalaman seseorang dalam penderitaan akan membuatnya lebih mungkin untuk “menangis dengan orang-orang yang menangis” (Roma 12:15) dan membuatnya lebih mampu untuk melayani orang lain.

Penderitaan Mengajarkan Seseorang Cara Berdoa

Karena seorang Kristen diperintahkan untuk “berdoa senantiasa” (1 Tesalonika 5:17), di tengah-tengah penderitaan, belajarlah bagaimana berdoa “dengan sungguh-sungguh” secara “tekun” dan “dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Roma 8:26).

“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (2 Korintus 4:17)

Kesimpulan

Dapatkah Anda mulai melihat mengapa Allah yang Maha adil dan Maha pengasih akan mengizinkan kesengsaraan, bahkan kepada orang yang tidak berdosa? Jika kita melihat penderitaan murni dari sudut pandang manusia maka kita tidak akan mengerti mengapa hal itu diizinkan, tetapi jika kita melihatnya dari sudut pandang Allah, dari sudut pandang rencana-Nya untuk kita dalam persiapan untuk kekekalan, maka barulah kita akan mulai menghargai mengapa Allah mengizinkan penderitaan terjadi.

(Penulis: Gene Taylor, 2018. Alih bahasa: Harun Tamale)

Agar Seseorang Selamat, Dia Harus...
• Mendengar firman Allah (Roma 10:17)
• Percaya Yesus adalah Anak Allah (Yohanes 8:24)
• Bertobat dari dosa-dosanya (Kisah Para Rasul 17:30-31)
• Mengakui imannya kepada Yesus (Roma 10:10)
• Dibaptis dalam air untuk pengampunan dosa-dosanya (Markus 16:15-16; Kisah Para Rasul 2:38; 22:16)
• Ditambahkan Tuhan ke dalam gereja Kristus (Kisah Rasul 2:47; Kolose 1:13)
• Menjalani hidup dengan setia (Wahyu 2:10)

Blog Artikel

Artikel Terkait

Back to Top

Cari Artikel