Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kisah 8:37).
Di jalan yang berdebu meluncur sebuah kereta yang ditarik kuda. Salah seorang penunggang meraih pegangan untuk menguatkan dirinya, namun dia terus berbicara dengan penuh perhatian kepada pengendara lain saat mereka berdua sedang meneliti gulungan kitab di antara mereka. Matahari sore bersinar terik saat kereta berjalan melewati pemandangan tandus.
Pemberitanya adalah seorang pemuda Yahudi dari Yerusalem yang telah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke Gaza di pantai Mediterania. Pendengarnya adalah seorang Etiopia berkulit gelap, seorang menteri kerajaan ratu Etiopia, yang berjalan pulang bermil-mil jauhnya setelah beribadah di bait suci di Yerusalem. Orang Etiopia itu sedang mengendarai kereta dan membaca kata-kata kuno nabi Yahudi, Yesaya, ketika pemuda Yahudi itu berlari dan setuju untuk menjelaskan nas yang membingungkan itu.
Sebuah belokan di jalan menunjukkan sumber mata air kecil. Orang Etiopia itu mendengarkan dengan seksama pemuda bernama Filipus menjelaskan bahwa nubuat Yesaya dan selanjutnya kitab Taurat, Mazmur, dan para nabi telah digenapi. Filipus menunjukkan bahwa seorang yang disebut Yesus dari Nazaret telah menggenapi di dalam hidup, kematian dan kebangkitan-Nya yang ajaib semua nubuat Yahudi dalam Perjanjian Lama. Penginjil muda ini mengajarkan bahwa seseorang dapat menerima segala berkat yang dijanjikan Allah melalui Yesus ini dengan percaya pada nama-Nya, bertobat dari dosa-dosanya dan dibaptiskan untuk pengampunan dosa.
Saat orang Etiopia itu melihat pantulan cahaya matahari di air, dia menoleh ke Filipus dan bertanya, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” (Kisah Rasul 8:36). Keterusterangan laki-laki gelap itu mendapat jawaban cepat dari Filipus, "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabannya kembali, "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kisah Rasul 8:37). Kereta berhenti di pinggir jalan dan bersama-sama kedua laki-laki yang sangat berbeda itu berjalan ke dalam air yang sejuk. Filipus membenamkan menteri kerajaan itu ke dalam air dan mengangkatnya kembali. Bersama-sama mereka berjalan keluar dari air, tetapi ketika orang Etiopia itu melihat sekeliling, Filipus sudah pergi. Dengan sangat sukacita sida-sida itu melanjutkan perjalanan pulangnya.
Mengakui Identitas Yesus
Siapapun yang ingin ambil bagian dalam sukacita dan berkat yang sama yang dinikmati oleh sida-sida Etiopia harus mengakui identitas Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang dijanjikan. Yesus menyatakan, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 10:32). Paulus menjelaskan bahwa pengakuan ini penting untuk keselamatan, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Roma 10:9).
Ketika seseorang mengakui Yesus, apakah yang dia katakan untuk dipercayanya? Mengakui Yesus berarti mengakui bahwa Dia adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan oleh para nabi Allah (Yohanes 9:22). Mengakui Yesus berarti seseorang percaya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati untuk menjadi Tuhan (Roma 10:9; Filipi 2:9-11). Ketika seseorang mengakui Yesus dia mengakui Yesus adalah Anak Allah, yaitu Dia adalah Allah (1 Yohanes 4:15; Yohanes 5:18). Seseorang tidak saja harus mengakui keilahian Yesus, ia juga harus mengakui kemanusiaan Yesus bahwa "Yesus Kristus telah datang sebagai manusia" (1 Yohanes 4:2-3; 2 Yohanes 7).
Membuktikan Identitas Yesus
Orang Kristen tidak saja harus mengakui tetapi juga membuktikan identitas Yesus kepada orang lain. Yesus mengklaim bahwa Dia adalah Mesias, Tuhan, Anak Allah dan Anak Manusia. Tetapi Yesus berkata bahwa klaim-Nya seorang sendiri saja, tidak terbukti benar. Yesus berkata, "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar" (Yohanes 5:31). Seseorang membuktikan kebenaran klaimnya dengan menghasilkan bukti untuk mendukung klaimnya. Salah satu jenis alat bukti untuk menetapkan suatu klaim adalah saksi yang memverifikasi kebenaran klaim tersebut. Di bawah Taurat Musa, dua atau tiga saksi membuktikan kebenaran suatu hal (Lihat, Ulangan 19:15; Yohanes 8:17; 2 Korintus 13:1; 1 Timotius 5:19). Yesus menegakkan klaimnya dengan bukti yang tepat dan Dia menunjuk ke banyak saksi yang membuktikan identitas-Nya (Yohanes 5:32-47).
Mereka yang menyatakan Yesus sebagai Anak Allah tidak membuat pernyataan yang tidak didukung. Mereka memberitakan Yesus untuk menimbulkan iman kepada orang-orang yang mendengarkan mereka. Iman ini bukanlah sebuah lompatan dalam kegelapan, tetapi sebuah iman yang didasarkan pada bukti yang jelas. Orang-orang percaya didesak untuk "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (1 Tesalonika 5:21) dan "kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1 Petrus 3:15). Apa buktinya? Siapa saja saksinya?
Kesaksian Kitab Suci
Kitab Suci bersaksi bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah. Yesus menyebut Kitab Suci sebagai saksi dari identitas-Nya, "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" (Yohanes 5:39). Bagaimana?
Memakan waktu lebih dari 1.000 tahun Kitab Suci Perjanjian Lama ditulis. Firman Allah menubuatkan melalui nubuat dan tipe tentang Mesias yang akan datang. Ada lebih dari empat ratus nubuat langsung tentang Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Ada juga banyak "tipe" profetik, orang-orang dan hal-hal yang menggambarkan kehidupan, kematian dan kebangkitan Mesias.
Yesus membuktikan bahwa dia adalah Anak Allah dengan menggenapi semua nubuat Kitab Suci tentang Mesias. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur " (Lukas 24:44; Lihat juga, Matius 5:17-18; 26:56; Lukas 4:20-21; 24:27; Yohanes 5:39-40, 46-47).
Para rasul Yesus juga menunjukkan bukti ini (Kisah Para Rasul 3:18, 24; 7:52; 10:43; 13:29; 26:22; 28:23; 1 Petrus 1:10). "Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu” (Kisah Para Rasul 17:2-3).
Beberapa orang berpendapat bahwa Yesus secara sengaja atau tidak sengaja menggenapi nubuat-nubuat tersebut. Pertama, banyak nubuat yang Yesus genapi berada di luar kendali manusia seperti cara Ia dikandung (Yesaya 7:14), waktu kelahiran-Nya (Kejadian 49:10), tempat kelahiran-Nya (Mikha 5:2), cara kematian-Nya (Mazmur 22:16), dll. Kedua, satu orang mungkin menggenapi satu atau mungkin dua dari nubuat-nubuat, tetapi kemungkinan satu orang menggenapi lebih dari 400 nubuatan sangat hampir tidak mungkin.
Seorang penulis memperkirakan kemungkinan satu orang menggenapi hanya delapan dari nubuatan tentang Mesias per 1 dalam 100.000,000,000,000,000. Mari kita ilustrasikan kemungkinan ini. Jika seseorang memiliki 1017 dolar, mereka akan menutupi negara bagian Texas sedalam dua kaki. Tandai hanya satu uang dolar dan gabung dengan yang lainnya, tutup mata seseorang dan beri dia satu kesempatan untuk mengambil dolar perak yang ditandai dengan benar. Namun Yesus menggenapi semua nubuat. Kitab Suci merinci begitu banyak detail tentang pribadi, perkataan, dan perbuatan Yesus sehingga satu-satunya cara untuk menolak Yesus sebagai Anak Allah adalah dengan menolak Firman Allah itu sendiri.
Sida-sida Etiopia sedang membaca salah satu nubuat tentang Kristus dari Yesaya dan Filipus "mulailah…berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya” (Kisah Para Rasul 8:35). Ia percaya dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, karena kesaksian Kitab Suci.
Kesaksian Mukjizat-Mukjizat
Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah melalui mujizat yang Dia lakukan. “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku” (Yohanes 5:36). Mukjizat Yesus adalah pekerjaan Bapa yang bersaksi tentang Yesus.
Mukjizat selalu menjadi alat Allah untuk membuktikan utusan ilahi-Nya. Nikodemus bukan satu-satunya orang Yahudi yang mengerti bahwa Yesus datang dari Allah, "sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya” (Yohanes 3:2; Kisah Para Rasul 10:38). Ketika orang-orang Yahudi mengkonfrontasi Yesus dengan berkata, "Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami,” Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku” (Yohanes 10:24-25; lihat juga Yohanes 10:37-38; 15:24).
Ketika para rasul memberitakan Yesus sebagai Anak Allah, mereka mengingatkan hadirin bahwa mereka telah melihat mujizat yang dilakukan Yesus dan ini membuktikan identitas Yesus. Petrus mengingatkan orang-orang Yahudi pada Pentakosta, " Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu” (Kisah Para Rasul 2:22; lihat juga 10:38). Mukjizat-mukjizat Yesus tidak “terjadi di tempat yang terpencil” (Kisah Para Rasul 26:26), tetapi dilakukan secara terbuka dan di muka umum, seringkali di hadapan ribuan orang. Bahkan musuh Yesus pun tidak dapat menyangkal mujizat yang dilakukan-Nya. Mukjizat Yesus adalah kesaksian ilahi Allah tentang identitas Yesus.
Jika Filipus mewartakan Yesus kepada sida-sida, dia pasti telah memberitahunya tentang mujizat-mujizat-Nya. Ketika Yohanes Pembaptis mengutus murid-muridnya kepada Yesus untuk menanyakan apakah Dia "yang akan datang itu?” Jawaban Yesus adalah menunjukkan kepada mereka banyak mujizat. Kemudian dia mengatakan kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Lukas 7:20-22). Orang Etiopia itu percaya Yesus adalah Anak Allah karena bukti mukjizat Yesus.
Kesaksian Kebangkitan
Kesaksian terbesar tentang Yesus adalah kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Ketika orang-orang Yahudi menuntut tanda ilahi otoritas Yesus, Yesus menunjuk pada kebangkitan-Nya, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."…Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus” (Yohanes 2:19-22).
Kebangkitan bukanlah renungan konspirasi dari pemberontakan yang gagal. Janji publik pertama Yesus tentang kebangkitan-Nya datang pada awal pelayanan-Nya di muka umum. Dia sering berbicara tentang "tanda" ini selama tiga tahun Dia mengajar di muka umum (Matius 16:21; 17:9, 22-23; 20:18-19; 26:32; Markus 9:10; Lukas 9:22-23).
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah bukti utama yang digunakan oleh para rasul dan titik fokus khotbah mereka. Petrus berkhotbah, "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi” (Kisah Para Rasul 2:32; Lihat juga, 2:23-31; 3:15, 26; 10:40-41). Paulus berkhotbah, “Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati” (Kisah Para Rasul 13:30; Lihat juga, 13:34-37; 17:31).
Paulus menjelaskan bahwa Yesus “dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita” (Roma 1:4)
Filipus tidak mungkin mengkhotbahkan Yesus dan gagal memberi tahu bukti terbesar bahwa Yesus benar-benar Anak Allah. Bagian yang sedang dibaca oleh sida-sida itu adalah nubuat tentang kematian Kristus (Kisah Para Rasul 8:32-33). Filipus menceritakan kematian Yesus yang kejam di depan umum di kayu salib. Dia berbicara tentang penguburan Yesus di dalam kubur yang disegel dan dijaga. Filipus menggambarkan bagaimana pada hari ketiga kubur kosong dan Yesus yang telah bangkit dengan mulia muncul hidup kepada banyak saksi.
Filipus pun memberi tahu sida-sida itu tentang perintah Yesus, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). Ini terlihat dari keinginan sida-sida untuk dibaptis,” "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” (Kisah Para Rasul 8:36).
Kesimpulan
Sida-sida Etiopia itu telah mendengar "saksi-saksi". Ia melihat bukti itu jelas dan meyakinkan. sehingga Dia mengaku, "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kisah Para Rasul 8:37) dan dia"... dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa… (dia dibangkitkan) juga…dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya” (Roma 6:4-5).
Tidak ada kehidupan lain dalam sejarah kuno yang memiliki lebih banyak dokumentasi dan bukti sejarah, selain kehidupan Yesus dari Nazaret. Ada lebih dari 24.000 naskah kuno Perjanjian Baru. Naskah paling awal ditulis hanya 25 tahun setelah abad pertama. Kesaksian dalam naskah-naskah ini sangat kuat. Saksi-saksi yang mendengar, melihat dan menyentuh Yesus yang telah bangkit (1 Yohanes 1:1-3) menyatakan Dia sebagai "Allah yang agung dan Juruselamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13).
Percayalah dengan hati Anda dan mengakui dengan mulut Anda, “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” dan taatilah Dia dalam baptisan. Maka Anda juga dapat melanjutkan perjalanan Anda dengan sukacita. (Penulis: Wayne Greeson, Alih bahasa: Harun Tamale)